Analisis Aksesbilitas Fasilitas Kesehatan di Kota Pekanbaru, Indonesia

Penulis

  • Eggy Arya Giofandi IPB University
  • Amira Novalinda Institut Teknologi Bandung
  • Dhanu Sekarjati Amcolabora Institute
  • Muh. Anugrah Pratama IPB University
  • Cipta Estri Sekarrini Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.19166/isd.v8i1.581

Kata Kunci:

fasilitas kesehatan, analisis jaringan, Kota Pekanbaru., fasilitas kesehatan, analisis jaringan, Kota Pekanbaru

Abstrak

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu fasilitas terpenting dan membantu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial masyarakat modern. Kemajuan terbaru di bidang geografi kesehatan telah sangat meningkatkan pemahaman kita tentang peran yang dimainkan oleh geografi pemerataan pelayanan kesehatan dalam pemeliharaan kesehatan penduduk. Studi ini menyajikan metodologi dua tahap untuk mengevaluasi lokasi fasilitas kesehatan yang ada di Kota Pekanbaru dan mengestimasi  luasan bangunan yang tidak terjangkau fasilitas kesehatan. Hasil yang diperoleh selama penelitian menghasilkan temuan beberapa fasilitas memiliki berdekatan sehingga hasil pengukuran mengalami tumpang tindih membentuk irisan, sedangkan untuk estimasi lahan terbangun yang tidak terjangkau fasilitas kesehatan 3.259 hektar. Kondisi ini diharapkan dapat dilakukan pengembangan fasilitas kesehatan yang akan berguna pada permukiman dibagian pinggiran kota, hal ini semoga dapat menjadi salah satu kondisi awal untuk menentukan pengembangan lokasi kesehatan di perencanaan selanjutnya.

Biografi Penulis

Eggy Arya Giofandi, IPB University

Program Pascasarjana Ilmu Perencanaan Wilayah

Amira Novalinda, Institut Teknologi Bandung

Program Pascasarjana Ilmu Matematika

Muh. Anugrah Pratama, IPB University

Program Pascasarjana Ilmu Perencanaan Wilayah

Cipta Estri Sekarrini, Universitas Negeri Malang

Program Doktor Ilmu Pendidikan Geografi

Referensi

[1] L. Palk, J. T. Okano, L. Dullie, and S. Blower, “Travel time to health-care facilities, mode of transportation, and HIV elimination in Malawi: a geospatial modelling analysis,” Lancet Glob. Heal., vol. 8, no. 12, pp. e1555–e1564, 2020, doi: 10.1016/S2214-109X(20)30351-X.

[2] M. Tanou, T. Kishida, and Y. Kamiya, “The effects of geographical accessibility to health facilities on antenatal care and delivery services utilization in Benin: a cross-sectional study,” Reprod. Health, vol. 18, no. 1, pp. 1–11, 2021, doi: 10.1186/s12978-021-01249-x.

[3] G. Ashiagbor, R. Ofori-Asenso, E. K. Forkuo, and S. Agyei-Frimpong, “Measures of geographic accessibility to health care in the Ashanti Region of Ghana,” Sci. African, vol. 9, p. e00453, 2020, doi: 10.1016/j.sciaf.2020.e00453.

[4] S. Doi, H. Ide, S. Ogawa, K. Takabayashi, S. Fujita, and S. Koike, “Probabilistic model to analyze patient accessibility to medical facilities using geographic information systems,” Procedia Comput. Sci., vol. 60, no. 1, pp. 1631–1639, 2015, doi: 10.1016/j.procs.2015.08.273.

[5] D. E. Del Conte, A. Locascio, J. Amoruso, and M. L. McNamara, “Modeling multimodal access to primary care in an urban environment,” Transp. Res. Interdiscip. Perspect., vol. 13, p. 100550, 2022, doi: 10.1016/j.trip.2022.100550.

[6] U. Huerta Munoz and C. Källestål, “Geographical accessibility and spatial coverage modeling of the primary health care network in the Western Province of Rwanda,” Int. J. Health Geogr., vol. 11, pp. 1–11, 2012, doi: 10.1186/1476-072X-11-40.

[7] A. Ibrahim Ramzi and M. Abdl-Latif El-Bedawi, “Towards integration of remote sensing and GIS to manage primary health care centers,” Appl. Comput. Informatics, vol. 15, no. 2, pp. 109–113, 2019, doi: 10.1016/j.aci.2017.12.001.

[8] R. S. Rekha, S. Wajid, N. Radhakrishnan, and S. Mathew, “Accessibility Analysis of Health care facility using Geospatial Techniques,” Transp. Res. Procedia, vol. 27, pp. 1163–1170, 2017, doi: 10.1016/j.trpro.2017.12.078.

[9] H. E. Jenkins et al., “Geographic accessibility to health facilities predicts uptake of community-based tuberculosis screening in an urban setting,” Int. J. Infect. Dis., vol. 120, pp. 125–131, 2022, doi: 10.1016/j.ijid.2022.04.031.

[10] P. Kumar and D. Kumar, “Network Analysis using GIS Techniques: A Case of Chandigarh City,” Int. J. Sci. Res., vol. 5, no. 2, pp. 409–411, 2016, doi: 10.21275/v5i2.nov161143.

[11] I. M. Harjanti and S. Aulianingtyas, “Identifikasi Jangkauan Pelayanan Fasilitas Publik di Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung,” Bumiphala J. Pengambangan Drh., vol. 1, no. 1, pp. 36–44, 2020.

[12] M. Luqman and S. U. Khan, “Geospatial application to assess the accessibility to the health facilities in Egypt,” Egypt. J. Remote Sens. Sp. Sci., vol. 24, no. 3, pp. 699–705, 2021, doi: 10.1016/j.ejrs.2021.02.005.

[13] E. A. Giofandi and D. Sekarjati, “Persebaran Fenomena Suhu Tinggi melalui Kerapatan Vegetasi dan Pertumbuhan Bangunan serta Distribusi Suhu Permukaan,” J. Geogr. Media Inf. Pengemb. dan Profesi Kegeografian, vol. 17, no. 2, pp. 56–62, 2020, doi: 10.15294/jg.v17i2.24486.

[14] BPS, “Hasil Sensus Penduduk 2020 Kota Pekanbaru,” 2021.

[15] MPPW, Pedoman Standar Pelayanan Minimal Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang , Perumahan Dan Permukiman Dan Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No 534/KPTS/M/2001), no. 534. 2001.

[16] A. A. El Karim and M. M. Awawdeh, “Integrating GIS accessibility and location-allocation models with multicriteria decision analysis for evaluating quality of life in Buraidah city, KSA,” Sustain., vol. 12, no. 4, 2020, doi: 10.3390/su12041412.

[17] E. A. Giofandi and I. Umar, “Analisis Pola Persebaran Kejadian Demam Berdarah di Kota Pekanbaru,” J. Kependud. dan Pembang. Lingkung., vol. 2, no. 2, pp. 49–55, 2021.

[18] O. Kotavaara, A. Nivala, T. Lankila, T. Huotari, E. Delmelle, and H. Antikainen, “Geographical accessibility to primary health care in Finland – Grid-based multimodal assessment,” Appl. Geogr., vol. 136, no. February, p. 102583, 2021, doi: 10.1016/j.apgeog.2021.102583.

Unduhan

Diterbitkan

2023-02-14